Politisi dan selebritis adalah dua pesohor yang dibesarkan oleh media dan masing-masing membutuhkan rakyat agar tetap eksis, media sangat berperan membentuk image masyarakat tentang mereka, dan mereka sangat membutuhkan media agar terkenal, namun disini kita coba memlihat mereka memposisikan msyarakat pemuja mereka (terlepas dari sebagian sebritis yang berevolusi menjadi politisi atau politisi yang menjadi selebtis : seperti dua ekor politisi yang menjadi actor dalam film laksamana ceng ho DAN TERLEPAS DARI KISAH SEORANG TEMAN YANG SERING MENGANGGAP JUNIORNYA ATAU TEMANNYA SEBAGAI FANSNYA).
Politisi sering menyebut mereka sebagai konstituen sedangkan selebritis menyebut mereka sebagai fans.
Semakin banyak konstituen seorang politisi maka potensi untuk menjadi anggota dewan/ pejabat eksekutif semakin kuat ataukah minimal sekedar menjual pengklaiman atas konstituen sebagai kekuatan nilai tawar dan akhirnya jabatan uang dan proyek-proyek pun mulus sedangkan selebritis semakin banyak fans mereka maka ratingnya pun semakin naik, tawaran manggung atau main film/sinetron dan jadi bintang iklan pun semakin banyak , menjadi selebritis papan atas dan akhirnya kantongnya pun tebal.
Modal politisi agar konstituennya bertambah banyak adalah janji-janji, uang, dan sedikit kecerdasan, startegi dan taktik sedangkan modal selebritis agar tetap dipuja adalah tampang, suara, dan keterampilan berakting.
Namun ada hal unik ketika mereka sedang diwawancarai, kata-kata yang sering di gunakan politisi ketika dia memposisikan dirinya sebagai subjek adalah “kami” sedangkan selebritis sering menggunakan kata “aku”..
Sifat sebagian politisi terkadang pembohong, penipu, mengabaikan janji-janjinya saat kampanye dan menghianati konstituennya, sedangkan selebritis cenderung menghibur fansnya namun ketika ada sesuatu hal yang buruk maka fansnya akan lari, itu karena dia memposisikan diri sebagai intertainer sedangkan dalam konteks politisi penuh dengan intrik, kemunafikan, dan hasrat berkuasa di tambah penciteraan buruknya sehingga melahirkan rasa antipati dari masyarakat konstituennya.
Konstituen selalu meminta pertanggungjawaban politisinya karena posisi politisi terikat kontrak dengan konstituennya saat kampanye sedangkan selebritis dan fansnya merupakan dua variable bebas yang tidak terikat kontrak. Dan posisi srtuktur antara politisi dan selebrtis berbeda dalam hubungan antara mereka.
Namun cara masyarakat memadang kedua juga beda..
“Namun sebagian besar politisi memperlakukan konsituennya sebagai fans nya”